Bojonegoro, Infokitanews.com - Pendidikan gratis yang digaungkan para petinggi di Negeri ini nampaknya hanya sebuah retorika tanpa wujud nyata yang kerap digaungkan untuk menggaet hati rakyat jelang kontestasi pesta Demokrasi.
Janji muluk itu kerap dilontarkan karena mereka tau jika narasi panggung politik yang tepat untuk memperoleh suara dari masyarakat ialah memaparkan konsep tentang pendidikan gratis.
Namun janji tinggallah janji, faktanya sampai saat ini rakyat masih dibuat lelah dengan praktik pungutan liar berdalih yang dimainkan oleh para oknum pendidik diberbagai daerah.
Bahkan aksi pungutan liar berdalih pada dunia pendidikan kali ini terbilang sangat nekat dan brutal. Contohnya seperti yang terjadi di SMK Negeri Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Menurut sumber yang dihimpun, pihak SMK Negeri Sugihwaras diduga telah melakukan pungutan berdalih senilai Rp 140 ribu perbulan. Dengan rincian, Rp 75 ribu untuk membayar SPP ditambah biaya tabungan kegiatan akhir tahun Rp 65 ribu serta uang gedung hingga 1jt lebih.
Hal itu terungkap berdasarkan seruan dari salah satu oknum guru SMK Negeri Sugihwaras atas nama Kurnia Intan pada group whastaap siswa kelas XII ini.
Berikut seruan oknum guru SMK Sugihwaras yang berhasil dihimpun media ini.
“Anak-anak untuk kartu pembayaran SPP tetap dibawa wali kelas nggih, tidak boleh dibawa pulang atau difoto yang penting waktu bayar, kalian tahu kalau sudah ditulis di kartu.” tulis Kurnia Intan.
Lebih lanjut Kurnia Intan menjelaskan,
“ 1 Bulan 75 ribu SPP, 65 ribu tabungan kegiatan akhir tahun (Untuk ujian -ujian dan bimbel di semester) “ terang Kurnia Intan di group whastaap siswa XII.
Tak hanya itu, menurut sumber lainnya menjelaskan, para oknum guru SMK Sugihwaras secara terstruktur juga disinyalir telah melakukan potongan secara brutal uang bantun PIP (Progam Indonesia Pintar) milik pelajar tidak mampu.
“kemarin anak saya dapat PIP juga cuma dikasih Rp 100 ribu. Rp 1,6 jutadi buat bayar SPP, dan Rp 100 ribu lagi potongannya untuk oprasional guru.” ucap wali murid yang minta namanya tidak disebutkan lantaran khawatir kalau anaknya mendapatkan intervensi dari pihak sekolah. Jumat, 06 September 2024.
Lebih lanjut dirinya mencerikan, bantuan PIP yang diterima anaknya sebesar Rp 1,8 juta rupiah. Hanya saja tanpa musyawarah yang jelas langsung dipotong pihak sekolah sebesar Rp 1,7 juta.
“waktu cair dari bank langsung diminta sama gurunya, gaboleh ada yang ngambil, terus besoknya dibilang kalau yang Rp 1.6 juta dibuat bayar SPP, terus uangnya tinggal Rp 100 ribu, yang Rp 100 ribu lagi potongannya. PIP dapat Rp 1,8 juta.” jlentrehnya.
Sementara itu, hingga berita dipublikasikan tim media pemberitaan ini masih berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Sekolah SMK Negeri Sugiwaras atas nama Umi Kalsum terkait kebenaran informasi tersebut.